17 November 2012

Celotehan tentang Bisnis (Awal)

Sebulan dua ini, saya mengalihkan fokus dan waktu belajar saya pada materi manajemen dan kepemimpinan bisnis. Saya mulai buka-buka lagi simpanan lama, macam buku Winning Jack Welch, hingga menggali materi web Harvard Business Review. Sampai berlangganan segala, lho..

      

Selain membaca, saya juga kadang menonton ceramah pemimpin bisnis macam Teddy Rahmat di Youtube. Bahkan, saya beberapa kali datang langsung pada diskusi bisnis macam Corporate Finance-nya Iwan Pontjowinoto di IA-ITB. Terus terang, rangkaian aktivitas ini memang membuat lumayan keblinger, atau istilah ABG pecinta diskusi: orgasme intelektual.

Teddy P. Rachmat, pemimpin bisnis terkemuka di Indonesia

Setelah menyelesaikan sekolah bisnis dan manajemen bulan lalu, saya makin mawas diri kalau pengetahuan dan pengalaman saya soal bisnis dan manajemen belum memadai. Boro-boro mau punya business wisdom alias kebijaksanaan, wong hasilnya belum kelihatan. Memang benar kata dosen saya bahwa kuliah week end hanya memberikan pelajaran pada kulitnya saja, sedangkan isinya harus dicari sendiri. Jadi, sudah waktunya nih mulai usaha cari isinya nih..

Pada beberapa posting, saya akan mendokumentasikan beberapa hasil perenungan dan inspirasi pada topik bisnis dan manajemen. Moga-moga tidak terlalu klise, tapi ga janji deh.. :)

2 September 2012

Denisova (juga) Nenek Moyang Kita

Setelah ditemukan bahwa genom manusia modern mengandung materi genetik dari Homo Neanderthal, beberapa hari ini sedang seru pula dibincangkan bahwa manusia modern juga mungkin memiliki materi genetik dari Homo Denisova. Jadi, kita ini merupakan blasteran turunan dari beberapa jenis manusia purba.
Homo denisova adalah  manusia purba (genus Homo) yang fosilnya ditemukan di gua Denisova, Rusia pada tahun 2008. Diperkirakan, Homo denisova mulai muncul di Asia sebelum manusia modern hadir. Setelah manusia modern (Homo sapiens) tiba dari Afrika, populasi Homo denisova cenderung menurun.
Hasil analisa genetik Homo denisova terbaru menunjukkan bahwa ada persamaan urutan genetik antara Homo denisova dengan manusia modern saat ini. Diperkirakan, Homo sapiens di masa lampau melakukan kawin silang dengan Homo denisova. Hal ini menyebabkan keturunan manusia modern saat ini memiliki sedikit jejak genetik Homo denisova pada genomnya.

Misalnya saja, Orang Papua diperkirakan memiliki sekitar 6% materi genetik Homo denisova. Orang Aborigin dan kepulauan Asia Tenggara juga memiliki jejak genetik Homo denisova. Di sisi lain, penduduk di Asia benua dan tempat lainnya tidak memiliki jejak genetik ini.
Fakta ini menghasilkan kesimpulan sementara bahwa Homo sapiens dan Homo denisova melakukan kawin silang di sekitar Asia Tengah dan bermigrasi hingga ke kepulauan Asia Tenggara dan Oceania. Keturunan blasteran yang tinggal di Asia benua kemudian digusur lagi oleh rombongan migran manusia modern selanjutnya yang datang dari Afrika.
Penelitian ini dapat dilakukan teknologi analisa genetik baru yang menggunakan sequencing platform Illumina GAIIx. Teknologi ini hanya membutuhkan seuntai materi genetik saja (biasanya membutuhkan untai ganda). Hal ini memungkinkan rekonstruksi urutan genom Denisova dari materi genetik yang sangat terfragmentasi.

Illumina sequencing
Sampel analisa genetik ini sendiri berasal dari fosil tulang jari seorang anak perempuan yang ditemukan pada gua Denisova. Berkat kondisi dan suhu yang mendukung di gua ini (rata-rata 0 derajat Celcius), sampel yang diambil memiliki kualitas yang sangat baik untuk analisa genetik.
***
Salah satu manfaat kawin silang antara Homo sapiens dan Homo denisova ini adalah perkembangan sistem imun manusia modern. Beberapa gen warisan Homo denisova menghasilkan sistem antigen leukosit pada manusia (human leukocyte antigen system/HLA). Sistem imun ini membantu pengenalan patogen dalam tubuh manusia secara lebih baik dan cepat.
Perkembangan teknologi analisa genetik juga semakin menjanjikan pada penelitian asal usul manusia modern. Homo denisova ini merupakan spesies manusia purba pertama yang ditemukan melalui analisa genetik (dulu memerlukan perbandingan anatomi). Peran genetika memang menjadi semakin penting dalam penelitian evolusi dan membuka keterbatasan temuan fosil dan arkeologi.
Ke depannya, teknologi analisa genetika ini dapat digunakan pada materi genetik manusia purba lain. Jangan-jangan, masih banyak nenek moyang kita lainnya selain Homo sapiens, Homo neanderthal, dan Homo denisova.
Ternyata bukan Cinta Laura saja yang blasteran, kita juga lho! *halah*

Sumber:
New DNA Analysis Shows Ancient Humans Interbred with Denisovans 
Who Were the Denisovans?

26 Agustus 2012

Neurosains dan Moralitas

Presentasi tentang Neurosains dan Moralitas yang tidak pernah dipresentasikan:


Mati dan Hidup Setelah Mati

Presentasi saya tentang kematian (dan kehidupan setelah kematian) dari sudut pandang saintifik untuk Menrva Indonesia bulan Oktober 2012:


Advancement in Medical Technology

Presentasi saya tentang perkembangan teknologi medis untuk Menrva Indonesia bulan April 2012:


15 Januari 2012

Benarkah Blog telah mati?

blog is dead

Sekitar akhir Desember 2011 hingga awal Januari 2012, jagat internet sempat dihangatkan dengan diskusi: Apakah blog telah mati? (1, 2, 3, 4, 5)

Saat ini, berbagai media sosial lain memang mulai berkembang pesat. Twitter menjadi trend media utama, Facebook masih dominan, meskipun trendnya mulai berkurang, dan Google+ menjadi pemain baru meskipun terasa lama. Friendster telah menjadi sejarah. Dan yang menjadi calon korban selanjutnya adalah: Blog.

Posting blog secara reguler semakin jarang saya lihat (termasuk posting blog saya sendiri). Tapi mungkin karena sayapun mulai jarang melakukan blogwalking, alias berjalan-jalan di blog orang lain. Saat ini, membaca satu posting blog lebih dari 600 kata terasa menjadi terlalu panjaaaang dan membosankan. Bandingkan jumlah ini dengan 140 karakter di twitter yang mungkin tidak lebih dari 20 kata. Bayangkan apalagi kalau sebuah twit dibandingkan dengan sebuah buku yang mencapai lebih dari 60 ribu kata!

Dunia internet sekarang telah terlalu penuh sesak dengan informasi (tulisan). Perhatian kitapun sudah sangat terfragmentasi. Terlalu banyak blog, berita, atau website yang tidak bisa lagi kita baca semua. Ditambah lagi dengan lini masa twitter yang makin padat dengan tambahan akun yang kita follow. Dalam waktu terbatas, orang lebih memilih media informasi yang cepat, kecil, dan sosial. Kita ingin memahami informasi secara cepat, dalam pecahan kecil, dan memungkinkan kita untuk bisa berinteraksi dengan orang lain.

Saat ini, gambar, suara, atau video semakin menjadi pilihan utama. Tumblr, infografik, dan Youtube memang menjadi media yang berkembang saat ini. Media suara dan video sajapun hanya bisa berdurasi optimal lima menit saja. Selebihnya, mereka jadi membosankan dan sulit dijangkau (baca: buffering).

Media tulisan sebagai media penyampai pesan mungkin akan berakhir. Seperti judul kolom Goenawan Mohamad, tulisan akan menjadi sekedar Catatan Pinggir. Mistis dan imajinatif, tetapi mungkin akan segera digantikan oleh media informasi lain. Kebanyakan orang mau yang jelas dan sederhana. Dan mungkin ini sebuah sebab lahirnya dogma..

“Dogma adalah simplifikasi ilmu. Ilmu adalah sofistikasi dogma..”

Sekarang ini, beberapa teman yang berminat dalam diskusi sains juga mulai jarang membaca buku. Mereka lebih senang menonton video, salah satunya koleksi video TED. Belakangan ini, saya juga sering mencari resensi buku di Youtube sebelum membaca bukunya itu sendiri. Beruntung kalau penulisnya telah memberikan kuliah yang diunggah ke Youtube. Hal ini saya lakukan pada buku The Lean Startup tulisan Eric Ries. Tinggal search di Google, maka videonya ditemukan. Akibatnya, saya malah tidak jadi membaca bukunya. Hehe..

Video kills the radiostars, Youtube kills the bookwriters?

Pernahkah membayangkan kalau suatu saat, proses transfer informasi sudah menggunakan sistem seperti di film Matrix Trilogy. Mau belajar Fisika Teori, tinggal mengunggah rumus Stephen Hawking dari hard disk ke otak. Mau belajar Tai Chi, juga tinggal mengunggah ke otak, langsung seperti Jet Li. Keren sekali!

Pada skenario masa depan seperti ini, kegiatan membaca bukan lagi kewajiban, melainkan hanya merupakan hobi semata. Sebuah hobi yang tidak efisien lagi tetapi tetap dilakukan untuk mengapresiasi sejarah. Mirip seperti koleksi motor Honda bebek C70 yang sempat ngetrend.

Belakangan ini, beberapa sahabat ingin menghidupkan kembali blog bersama yang telah mati suri. Posting terakhir adalah tahun 2006, itu pun cuma ucapan lebaran dan tahun baru di tengah kesunyian posting. Blog ini berisi tentang nostalgia masa perkuliahan, terutama kehidupan ‘keluarga’ lantai 4 kampus saya sekitar tahun 1996-2004. Memang setelah tahun 2005, tidak banyak yang perlu diceritakan. Masing-masing dari kita telah berbeda secara geografis, karier, dan pemikiran.

Dalam blog pribadi, saya memposting berbagai hal menarik yang baru saya temui. Kalau dulu isinya kebanyakan pribadi, belakangan malah jadi mirip artikel (sok) serius. Sekarang saya memang sengaja menulis posting blog yang menenggelamkan personalitas saya. Terus terang, saya merasa cukup jengah dengan ‘transparansi’ dunia internet. Memang tidak perlu sampai menjadi anonim, tapi juga tidak sampai seluruh kehidupan pribadi terpapar dalam media sosial.

Blog pribadi saya memang berevolusi, mulai dari cerita tentang diri sendiri, hingga menyangkut sejarah agama dan spiritualitas, dan sekarang banyak bicara soal sains dan perilaku manusia. Memang saat ini, sains banyak menjelaskan perilaku manusia, mulai dari yang (sedikit saja) rasional hingga yang (banyak sekali) tidak rasional. Saya jadi gemar menawarkan topik yang cenderung tabu dari perspektif lain, misalnya: korupsi, seks, alkohol, evolusi manusia, kehidupan hasil cipta manusia, atau agama sebagai budaya.

Beberapa waktu yang lalu, saya melihat posting blog dari Soleh Solihun. Dia mengatakan bahwa ngeblog itu ada tiga fase. Yang pertama, fase menulis karena diri sendiri. Biasanya isinya seperti diary pribadi dan diasumsikan jarang ada yang membaca. Fase kedua ialah menulis karena ingin mendapat perhatian orang. Karena sudah mulai dibaca orang, maka isinya mulai dipikirkan serius. Fase terakhir ialah menulis karena pesanan orang lain. Kalau ini sih blog berbayar..

Tapi biarlah blog dikatakan hampir punah. Mungkin sudah saatnya media ini mati. Toh tidak ada yang abadi (kecuali Turritopsis nutricula dan manusia, kalau penelitian telomerase dapat diaplikasikan.. Teteup!)

Tapi menurut saya, blog dapat berusia lama, ramai dikunjungi, dikomentari banyak orang kalau ia memiliki isi yang konversasional: blog yang mengajak bicara pembacanya dengan bahasa yang sederhana, aktual, dan segar. Saya menemukan hal ini di personal blog Henry Manampiring. Orang dengan akun twitter @newsplatter ini banyak membahas hal baru dalam persona joker-nya.

Saya menikmati personal blog Iman Brotoseno. @imanbr (twitter) ini pekerja seni yang memang blogger beneran. Menurutnya, blog pribadi ini adalah rumah yang berisi kumpulan gagasan, ide, harapan serta jurnal harian. Banyak sejarah versi alternatif dan perspektif menarik terhadap kejadian aktual, seperti masalah kebangsaan, kekerasan atas nama agama, dll. Dan yang pasti Iman adalah Soekarnois sejati!

Saya juga terkesan dengan blog Endah n Rhesa. Mereka (twitter: @endahnrhesa) adalah duo akustik Endah (gitar-vokal) dan Rhesa (bass) yang juga sekaligus suami-istri. Dalam posting blognya, Endah banyak bercerita tentang kisah dan aktivitas bandnya, plus sedikit cerita rumah tangga. Tersirat di dalamnya, saya juga menemukan kegairahan, sikapnya terhadap bermacam hal, bahkan mimpi-mimpi mereka. Saya jadi terinpirasi dan ikut tertular kegairahan mereka tuh. Dalam semalam saya baca habis posting dari awal hingga akhir!

Jadi, ada benarnya kata Band Nidji, “Mimpi adalah kunci untuk kita menaklukkan dunia.” Tapi juga jangan lupa: tuliskan mimpi anda di blog supaya bisa menular kepada pembaca..

***

PS: Terima kasih kepada teman telah membaca habis posting blog sepanjang  tepat seribu kata ini. Anda adalah sedikit dari orang yang terpilih! (dan mungkin sial. Hehe..)