24 Desember 2008

Otak-Pikiran-Jiwa (OPW): Pikiran dan Tubuh (Bagian II)

Ada seorang teman yang menanggapi tulisan sebelumnya bahwa kekuatan pikiran positif bisa membuat seorang manusia menjadi sehat dan terlindung dari penyakit. Saya langsung teringat idiom terkenal mens sana in corpore sano, yang diartikan secara umum : di dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang sehat, begitu pula sebaliknya.

Mens sana in corpore sano diambil dari sebuah drama masa Romawi ini mengalami sedikit perubahan redaksional, kata-kata persisnya adalah “orandum est ut sit sit mens sana in corpore sano.” Satire (sindiran) ini diartikan, “Akan didoakan semoga di dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang sehat.” Sindiran ini dimaksudkan untuk mengingatkan penduduk Romawi masa itu, bahwa korelasi positif antara tubuh dan jiwa bukanlah sesuatu yang otomatis terjadi, tetapi merupakan sesuatu yang harus diusahakan.

Kembali ke topik, mari kita ngobrol kembali ke hubungan bolak-balik antara pikiran dan tubuh. Kita pasti sering mendengar bahwa pikiran dapat mempengaruhi tubuh, misalnya penyakit maag dan alergi ada kaitannya dengan stress. Depresi juga akan menurunkan imunitas, salah satunya dengan produksi berlebih hormon kortison yang menghambat perkembangbiakan sel limfosit, yaitu komponen penting dalam sistem imunitas kita. Jadi, dalam kehidupan sehari-hari kita sudah sering mendengar bahwa pikiran mempengaruhi tubuh.

Begitu berpengaruhnya hubungan antara pikiran dan tubuh. Ada beberapa cerita menarik lain mengenai hubungan bolak-balik antara pikiran dan tubuh. Misalnya, dari sisi medis ada penyakit yang disebut dengan pseudocyesis (kehamilan palsu). Selain itu, dari sisi psikologi kita akan ngobrol sedikit tentang multiple personality (kepribadian ganda).

Pseudocyesis
Dari dunia medis, semenjak 300 SM sudah ada sumber tertulis mengenai sebuah gangguan bernama pseudocyesis, atau kehamilan palsu. Simptom pseudocyesis sulit dibedakan dengan kehamilan pada umumnya : perut membesar dan payudara berikut putingnya membengkak. Mual, muntah, ‘ngidam‘ terjadi dan menstruasi berhenti pada masa ‘kehamilan’ ini.

Seperti layaknya kehamilan pada umumnya, sembilan bulan kemudian wanita yang mengalami pseudocyesis akan mengalami perut ’mules’ seperti layaknya proses kelahiran normal. Sebenarnya tidak ada janin dalam kandungan wanita ini, meskipun ada juga ahli kandungan yang terkecoh oleh hal ini. Bila dilakukan USG, tidak ada tanda kehidupan janin dalam perut wanita ini dan bila dilakukan pembedahan, yang dikeluarkan hanya kumpulan lemak yang membesar.

Apa yang menyebabkan pseudocyesis? Berdasarkan salah satu teori, pseudocyesis disebabkan oleh konflik emosi. Keinginan yang kuat untuk segera hamil atau ketakutan akan kehamilan dapat menciptakan konflik internal. Hal ini membuat ptuitari mengubah keseimbangan hormon kewanitaan (LH dan FSH) dan berakibat tubuh mengalami proses perubahan seperti layaknya kehamilan normal.

Pengaruh pikiran pada wanita pseudocyesis mengubah tubuhnya secara ekstrim sehingga menjadi seakan-akan hamil. Mempertimbangkan segi kultural, hal ini menjelaskan angka probabilitas kejadian pseudocyesis sekitar 1:200 pada abad ke-17 menjadi 1:10.000 pada abad ke-20. Pada abad 17-an kehamilan wanita menikah sedemikian penting sehingga menjadi tekanan sosial budaya bila seorang wanita tidak segera hamil setelah menikah. Hal ini tidak terjadi pada abad ke-20 saat ini.

Ada sebuah laporan kasus medis (sekitar 1930-an) yang menyatakan bahwa satu minggu setelah pembedahan perut wanita pseudocyesis untuk mengambil kumpulan lemak perutnya, pasien kembali lagi dengan perut yang bahkan lebih besar. Bahkan kali ini wanita tersebut mengaku dia mengandung anak kembar!

Kepribadian Ganda
Pernahkah anda menonton film Fight Club? Bagi anda yang suka film model indie sejenis ini, mungkin anda ingat bahwa film ini yang bercerita seputar hubungan aneh antara pemeran utama tanpa nama (Edward Norton) dengan Tyler Durden (Brat Pitt) yang tukang berantem. Akhir film ini sangat mengejutkan ternyata dua orang yang berbeda itu adalah orang yang sama tetapi mengalami kelainan kepribadian ganda (multiple personality disorder). Sang pemeran utama tidak menyadari bahwa Tyler Durden adalah dirinya sendiri.

Kelainan kepribadian ganda (multiple personality disorder) adalah diagnosis psikitatri yang menggambarkan kondisi tentang seseorang yang memiliki beberapa kepribadian yang berbeda, masing-masing dengan pola persepsi dan interaksi dengan lingkungan yang berbeda antara satu dengan lainnya. Hal ini juga berakibat memori satu tidak aktif ketika kepribadian lainnya sedang mengambil alih. Gangguan kepribadian ganda terjadi di luar efek fisiologis zat kimia atau kondisi medis umum, seperti misalnya yang ditemui pada orang yang mabuk alkohol.

Kepribadian yang berbeda dapat menghasilkan petunjuk fisiologis yang berbeda. Ada beberapa pasien kepribadian ganda yang dapat berubah berbagai aspek fisiknya sesuai dengan kepribadian yang sedang aktif. Hal ini terjadi misalnya pada parameter visual, pribadi satu mengalami rabun jauh, sedangkan pribadi lain mengalami rabun dekat. Lebih ekstrim lagi, mata biru dapat berubah menjadi warna coklat setiap kali terjadi perubahan kepribadian.

Beberapa temuan fisiologis yang berbeda lainnya juga terjadi misalnya pada kasus di mana pribadi satu menderita diabetes dengan kandungan gula darah tinggi, sedangkan pribadi lain memiliki kandungan gula darah normal. Perubahan fisik ini terjadi pada seseorang saat dia mengalami peralihan kepribadian.

***

Dari beberapa cerita di atas, dapat dilihat bagaimana pikiran dapat mempengaruhi tubuh dari sisi medis dan psikiatri. Masih ada beberapa lagi contoh menarik dari sisi-sisi lain yang akan diceritakan pada tulisan selanjutnya, yaitu OPW : Pikiran dan Tubuh (Bagian III).

21 Desember 2008

Obrolan Seputar Otak-Pikiran-Jiwa (Bagian I)

Beberapa minggu ini pekerjaan membawa saya menyaksikan beberapa operasi bedah otak di berbagai rumah sakit. Jenis kasus ini terjadi salah satunya disebabkan perdarahan di otak. Hal ini membutuhkan tindakan operasi darurat untuk menyelamatkan hidup pasien. Sekian kali menyaksikan operasi bedah otak memberikan saya kesimpulan bahwa pembedahan otak memerlukan standar dan prosedur yang paling rumit. Kalau rata-rata pembedahan jenis lain periode operasi selama tiga jam sudah terasa lama, pembedahan otak sedang bisa memakan waktu hingga 8 jam. Malah pernah saya dengar ada pembedahan otak yang dilakukan non-stop pada skala hari, lebih dari 24 jam!

Otak memang disebut-sebut sebagai organ manusia paling rumit di jagad raya. Sekitar 100 miliar sel neuron di dalam otak manusia dihubungkan dengan masing-masing 10 ribu sambungan synaps satu sama lain. Dengan massa sekitar 2% dari berat tubuh (sekitar 1,4 kg) saja, otak mendapatkan 20% aliran darah tubuh. Demikian tinggi kebutuhan hidupnya sehingga bila tidak mendapatkan oksigen selama 3 menit saja, sel-sel saraf pada otak akan mulai mati.

Mati secara medis didefinisikan sebagai berhentinya aktivitas otak. Meskipun denyut jantung sudah berhenti, asal otak belum mati seseorang masih dikatakan hidup. Sebaliknya, seseorang dapat dikatakan sudah mati bila otak sudah berhenti aktivitasnya padahal masih ada pernafasan dan detak jantung misalnya menggunakan alat pendukung kehidupan. Hal ini dapat dilihat di rumah sakit pada pasien mati batang otak yang ‘hidup’ dengan bantuan ventilator atau dengan bantuan mesin pengganti jantung paru. Segera setelah alat pendukung kehidupan ini dihentikan, keseluruhan aktivitas kehidupan orang yang mati otak akan berhenti.


Otak dikaitan dengan fungsinya yang sangat rumit. Sementara ini, manusia masih sangat sedikit mengetahui tentang cara kerja otak. Awalnya kita mengkaitkan tingkah manusia yang tidak biasa dengan Mistisisme seperti dengan istilah sejenis ‘kesurupan’. Selanjutnya kita mengenal Psikologi yang berusaha menjelaskan hal-hal seputar pikiran dan perilaku. Lima puluh tahun terakhir, Neuroscience berkembang mengurusi hal-hal seputar otak berkembang sangat pesat. Hal-hal ini adalah upaya manusia memahami otak, pikiran, dan jiwa.


Secara biologis, fungsi otak adalah untuk mempromosikan keberlangsungan kehidupan hewan yang memilikinya (termasuk manusia). Mulai dari fungsi otonom, seperti respirasi dan denyut jantung hingga fungsi sadar seperti makan, reproduksi, atau berpindah tempat, semuanya dilakukan dengan kendali dari otak dan jaringan saraf.


Pada manusia, fungsi otak ini berkembang, tidak hanya mengurusi hal-hal dasar meningkatkan keberlangsungan kehidupan individu saja. Manusia mulai dapat menggunakan otaknya untuk ‘berpikir’, menghasilkan kebudayaan, dan membangun peradaban. Dari sudut pandang psikologi, fungsi paling penting dari otak adalah sebagai struktur fisik yang melandasi pikiran dan perilaku.


Akhirnya, keberadaan jiwa dikorelasikan dengan organ otak. Jiwa (soul), ‘kesadaran’ (consciousness), ke-aku-an (the self), kepribadian (personality) adalah topik-topik yang dahulu dikaitkan dengan agama dan filosofi. Sekarang hal-hal ini diteliti secara mendalam pada ilmu neuroscience yang berkembang cepat.


Pada beberapa tulisan ke depan, saya mencoba obrol-obrol beberapa hal seputar otak, pikiran, dan jiwa. Karena benda-benda ini (kalau boleh disebut sebagai benda) menyentuh berbagai area multidisiplin, saya ingin mengatakan dari awal bahwa saya tidak memiliki kompetensi formal untuk disiplin yang berkaitan. Apa yang dipaparkan ini tidak lebih dari hasil cari-mencari dari berbagai sumber tertulis yang dapat saya cerna. Jadi, bila sakit berlanjut, mohon hubungi dokter. Mari kita obrol-obrol tentang wacana seputar Otak-Pikiran-Jiwa.

7 Desember 2008

Tidak Wajib Miskin

Para penyebar agama sering mengatakan bahwa hidup manusia wajib memakai dan mengikuti tolok ukur kehidupan yang sesuai dengan ukuran penilaian Tuhan.

Misalnya, ketika ada peluang melakukan korupsi, meski hal itu bisa membuat seseorang tadi menjadi kaya-raya -- dan hal itu kondusif untuk memenuhi tolok ukur manusia mengenai kesejahteraan dan sukses hidup-- namun jalan yang ditempuh tadi jelas bertentangan dengan pandangan Allah.

Oleh karena itu, kita dianjurkan mendingan miskin tanpa melakukan korupsi daripada 'harus' kaya tapi tidak sesuai dengan pandangan Allah. Meski sedikit rezeki yang kita peroleh, tetapi jika ditempuh dengan jalan yang benar, insya Allah akan menjadi rezeki yang barokah.

Terkadang, karena kondisi zaman kita sekarang 'cari uang haram saja susah, apalagi uang halal', maka sejumlah kalangan manusia mencari perlindungan psikologis dan metoda survivalisme dengan cara 'membanggakan kemiskinan', bahkan mengideologikan kemiskinan. Seolah-olah hidup itu harus miskin. Miskin identik dengan kebaikan, sedangkan kekayaan dianggap identik dengan keburukan atau kecurangan.

Ketika kemudian sufisme atau tasawuf dipelajari, asosiasi baku mengenai sufi adalah seseorang dengan simbol-simbol kemiskinan. Kalau Anda memiliki dan memakai sesuatu yang melambangkan kekayaan dunia, orang menyimpulkan Anda pecinta dunia dan jauh dari Allah.

Tentu saja ini tidak rasional. Kalau Anda berpendapat demikian, maka Anda bisa dituduh melarang orang untuk menikmati anugerah kekayaan Tuhan. Itu berarti antisyukur. Pada pandangan Allah, yang menjadi masalah bukan Anda ini kaya atau miskin, bukan berapa jumlah uangmu. Yang dipersoalkan ada dua: pertama, apakah engkau memperolehnya dengan halal. Halal itu sehat secara sosial; kedua, apa yang engkau lakukan dengan kekayaan atau kemiskinanmu. Tuhan mencemburuimu kalau engkau menuhankan kekayaan. Ia juga jengkel dan 'pusing' kalau menyaksikan engkau menyembah kemiskinan. Islam tidak antimateri. Poinnya tidak terletak pada benda, melainkan pada ilmu dan sikap manusia dalam memperlakukan benda.

Engkau tidak wajib miskin, meskipun berhak memilih miskin, sepanjang kemiskinanmu itu merupakan fasilitas yang memang tepat bagimu untuk mengkondisikan kedekatan dengan Allah. Engkau juga tidak dilarang kaya, sepanjang kekayaanmu membuatmu setia dan cinta kepada-Nya. Tuhan memposisikan dirinya pada manusia yang lemah, miskin, dan serba berkekurangan. Maka, cinta dan kesetiaan pada Tuhan adalah kasih sayang kepada orang-orang lemah. Sedemikian rupa, sehingga di senja hidupmu kelak, kekayaan termewah yang engkau miliki bukanlah tumpukan benda-benda, melainkan track record kadar dan bukti kasih sayangmu kepada kaum papa --yang membuatmu tidak memiliki materi apa pun lagi di akhir hayatmu. 'Menjadi bayi telanjang' kembali pada detik-detik menjelang maut, itulah sukses hidup yang sempurna.

-Emha Ainun Najib-