26 Mei 2009

Pekerjaan, Profesi, dan Karier

Tengah siang bolong tadi, saya tiba-tiba kolega saya di kantor memanggil dari ruang rapat di pojokan kantor. Ternyata dia mengajak saya untuk bergabung di rapat dadakan. Di tumpukan menggunung tugas belum terselesaikan, ajakan meeting tadi awalnya setengah terpaksa saya ikuti. Tak lama saya ikuti, semangat tiba-tiba muncul dan kemudian saya putuskan untuk terlibat penuh di rapat ini. Tanpa saya sadari, saya mengambil dominasi pada rapat itu.

Topik dibicarakan adalah update website korporat. Tiba-tiba, muncul di ingatan saya kembali bahwa ternyata saya sangat tertarik dengan topik website development. Kontras dari pengalaman saya yang tidak seberapa dalam sisi teknis pemrograman website, ternyata sisi pengembangan konseptual website sangat menarik untuk saya. Dengan antusiasnya, usulan-usulan pengembangan website ini mengalir dari mulut saya. Ternyata kegairahan saya mengenai website ini secara spontan muncul. Jangan-jangan pekerjaan, profesi, dan karier saya tidak kompatibel?

Saya jadi teringat beberapa hari yang lalu, Budhi, sahabat lama saya bertanya mengenai apakah sudah saatnya dia berpindah profesi. Menurut saya, pekerjaan, profesi, dan karir masing-masing memiliki perbedaan yang cukup jelas. Sayang belum sempat bicara lebih lama, obrolan via yahoo messenger itu tiba-tiba terputus.

Menurut saya, pekerjaan adalah sesuatu hasil yang kita sepakati jual-beli kepada pihak yang mau dan mampu membeli. Kita menjual kemampuan kita menghasilkan sesuatu untuk imbalan yang nyata, misalnya berupa uang. Pekerjaan memiliki siklus yang pendek dan bersifat transaksional. Dengan tolok ukur ini, suatu pekerjaan dikatakan berhasil apabila kesepakatan kedua belah pihak dapat sama-sama tercapai. Si pemberi pekerjaan mendapatkan hasil yang diinginkan dan si pekerja mendapatkan imbalan sesuai kesepakatan.

Lain lagi dengan profesi yang lebih bersifat personal. Profesi adalah kegiatan yang dilakukan berdasarkan kemampuan yang sangat spesifik. Artinya, kegiatan yang kita lakukan adalah sesuatu yang tidak semua orang bisa lakukan. Kemampuan ini bisa jadi melalui pendidikan atau pelatihan khusus atau bisa juga didapatkan dari ‘wisdom’ yang didapatkan dari pengalaman. Makanya, ada jargon “Be professional!” Maksudnya adalah jadilah pribadi yang memiliki kemampuan spesifik yang tidak dimiliki orang lain. Dengan tolok ukur ini, suatu profesi dapat berhasil apabila seseorang dapat memiliki kemampuan yang dapat dibedakan dengan orang lain. Bahkan dalam suatu kumpulan profesi, setiap profesional memiliki kemampuan yang khusus yang tidak dimiliki profesional lainnya.

Terakhir adalah karier. Karier berada dalam periode yang lebih lama dan cakupan yang lebih luas. Karier adalah proses pengembangan diri melalui segala kegiatan seseorang seumur hidupnya. Beberapa tahun ini, saya sering mendengarkan seseorang bernama Renee Soehardono yang merupakan nara sumber mengenai karir dan pekerjaan di radio Hardrock FM Jakarta. Menurutnya karier adalah sebuah pencarian seumur hidup mengenai ‘what your passion is’. Karier adalah mengenai gairah pencarian jalan untuk mengembangkan diri, semangat untuk ‘hidup’. Dengan tolok ukur ini, suatu karier dikatakan berhasil bila seseorang menemukan gairahnya pada apa yang ia lakukan dalam detik-detik kehidupannya.

Jadi apapun pekerjaan anda (apa yang dilakukan untuk mendapatkan imbalan nyata), tidak selalu berhubungan dengan profesi anda (kemampuan khusus hanya anda yang memilikinya), dan juga tidak berhubungan dengan karier anda (gairah hidup pencarian jalan mengembangkan diri). Bahkan bila hal-hal ini terpisah, seseorang masih dapat hidup baik-baik saja. Kalau semuanya bisa selaras satu sama lain, seorang bisa lebih tenang sekaligus bersemangat menjalankan kehidupannya. Selaras tetapi tidak harus persis. 

Semoga kita bisa diberikan keselarasan dalam hidup..

5 Mei 2009

Tirai Cahaya

Saya lihat orang tertutup tirai menghalang cahaya

Yang saya tawai terbahak karena bodohnya dia

Yang saya kasihani dia sebagaimana tuna grahita

Yang saya marahi supaya segera buka matanya


 

Saya lupa tirai saya masih ada di depan mata

Yang saya tak bisa lihat walau di depan mata

Yang saya bisa lihat tapi tidak bisa buka

Yang saya bisa buka tapi tidak berani buka


 

Kita diselubungi tirai menghalang cahaya

Yang kita tidak tahu mana tirai mana cahaya

Yang kita kata tirai ternyata adalah cahaya

Yang kita kata cahaya ternyata tidak ada


 

Pekan Baru, 05052009