23 Maret 2009

Blackberryisme

Apaan tuh Blackberry? Henpon yang ada pencetan keyboard-nya?’ Tidak sampai lima tahun yang lalu, pertama kali melihat dan mendengar sebuah benda bernama BlackBerry, tepatnya pada sebuah film berjudul “Hitch”. Semenjak awal dipasarkan sekitar tahun 2002 sampai bulan Desember lalu, katanya ada 21 juta Blackberry digunakan di seluruh dunia. Seiring dengan waktu ini juga, sebuah perangkat ‘pager dua arah’ berevolusi hingga sekarang menjadi kebudayaan manusia.

Tidak dapat dipungkiri, komunikasi merupakan elemen yang penting dalam kebudayaan manusia. Kalau puluhan ribu tahun yang lalu, gambar-gambar di dinding gua merupakan bentuk komunikasi manusia kuno, saat ini perangkat Blackberry menjadi penanda terkini dalam komunikasi manusia modern. Dari fungsi awalnya sebagai alat pembaca email di genggaman, hingga sekarang menjadi perangkat multifungsi, dari email, google searching, chatting, sampai memeriksa status facebook, semua bisa.


Itu baru fungsi dasarnya. Beberapa waktu ini, pengamatan kecil-kecilan menunjukkan mengenai bagaimana blackberry mengubah moda komunikasi orang. Ada orang chatting menggunakan blackberry dengan temannya yang duduk berseberangan meja dengannya. Komunikasi tatap muka ternyata dapat digantikan oleh komunikasi verbal tidak langsung melalui blackberry, meskipun lawan bicara hanya beberapa sentimenter di hadapannya. Menurut orang ini, rasanya berbeda kalau chat dengan blackberry, ada semacam atmosfir jauh di mata dekat di hati katanya! Malah ada lagi seorang yang berkata, blackberry itu mendekatkan orang yang jauh, pada saat yang sama menjauhkan orang yang dekat.


Perkembangan blackberry tidak selamanya lancar. Sekitar tahun 2000, Research In Motion (RIM), perusahaan produsen blackberry, mengalami permasalahan paten mengenai email nirkabel di Amerika Serikat. Pengadilan memutuskan pelayanan blackberry harus dihentikan di AS dan RIM harus membayar denda ratusan juta dolar. Meskipun begitu, RIM berhasil menunda pembayaran denda dan penghentian pelayanan blackberry. Begitu dahsyatnya lobby RIM di jajaran pemerintahan AS, pada tahun 2005 akhirnya Departemen Kehakiman AS meminta pelayanan blackberry ini dapat berjalan kembali dengan alasan tingginya jumlah pengguna blackberry pada jajaran pemerintahan Amerika Serikat. Departemen Pertahanan AS juga menyatakan bahwa blackberry sangat krusial untuk keamanan nasional karena penggunanya yang sangat banyak di jajaran pemerintahan AS. Akhirnya setelah mendapatkan desakan keras dari berbagai pihak pada 2006, kasus paten ini diselesaikan dengan ganti rugi yang dibayar oleh RIM hingga sekitar 612.5 juta dolar.


Lebih jauh lagi, Word of the year 2006 versi Webster Dictionary di Amerika yaitu ’crackberry’ alias kecanduan blackberry. Ternyata, di negara Uwak Sam, selain di jajaran pemerintahaan, blackbery sudah benar-benar menjadi budaya yang tidak bisa dipisahkan dari masyarakatnya, sampai-sampai ada kencenderungan menjadi patologi sosial. Setiap beberapa menit sekali, crackberry-ers tidak tahan untuk mengecek mailboxnya. Kemudahan yang dihadirkan dalam mengakses e-mail dan chat membuat para pengguna seringkali tak bisa lepas dari blackberry. Ada beberapa kasus, di mana para orang tua menyelinap keluar dari perhatian anak-anaknya yang di bawah umur, hanya untuk memeriksa apakah ada email masuk untuk inbox.


Beberapa pemerintahan negara membatasi bahkan melarang penggunaan blackberry. Di Kantor Imigrasi dan Kewarganegaraan di negara Kanada, kantor produsen Blackberry, pejabat memerintahkan karyawan untuk mematikan alat dari jam 7 malam hingga 7 pagi, hari libur dan akhir pekan. Sementara di Perancis, muncul larangan bagi para menteri untuk menggunakan Blackberry dengan alasan intelijen. Hal ini dapat dimengerti mengingat di Inggris, negara tetangganya, pemanfaatan blackberry telah meluas hingga ke pelacakan nomor-nomor kendaraan serta foto-foto pelaku kriminal.


Berdasarkan pengamatan selintas, demam blackberry telah mengunjungi di Jakarta. Dari beberapa tempat yang sempat didatangi, sudah mulai banyak pengunjung yang menenteng blackberry. Beberapa diantaranya teramati sedang terlihat serius berada di dunia lainnya, menggunakannya untuk melihat email atau membalas pesan.


Kalau bicara tentang teknologi, biasanya kita suka tidak percaya bagaimana perkembangan ini dapat begitu cepat terjadi dan begitu mendadak. Tahun 70-an kita masih terkesima menonton kecanggihan pesawat penjelajah antariksa Enterprise di serial Startrek. Saat ini, kita tertawa saat kita tonton lagi seri ini dengan bentuk pesawat yang kotak-kotak. Jadi, tidak usah heran kalau dulu nokia sekarang blackberry, sebentar lagi iphone, besok entah apa.


Well, siap atau tidak, selamat datang perubahan.. Asal jangan lupa saja: ditanya nomor PIN blackberry, dijawab nomor PIN ATM ;)

ada|tiada

diantara ada dan tiada tidaklah berbeda
kalau ada tapi tidak seperti adanya ada
adalah tiada meskipun bukan tiadanya tiada

tapi esa mestinya berbeda
kalau tidak esa pasti sama
kalau esa tidak ada yang sama

esa adalah ada
esa juga tiada
ada adalah juga tiada