24 Maret 2007

Seoul trip --in a glance--

Hi, It's me again..
Well, sekarang gw lagi di Seoul, Korea Selatan.. Tepatnya berada di kamar 402 Hotel Major di sekitar MRT Station Samseong. 45 menit sebelum janjian keluar dengan teman seperjuangan gw di sini, Pimonsak Songnaka dari B Braun Thailand.

Sementara menunggu, mari kita menulis blog selama 30 menit ke depan..

Sekilas info, gw dateng ke kota ini untuk mendapatkan 'feel' mengenai pekerjaan yang gw lakukan di kantor B Braun Indonesia tercinta. Gw datang ke sini untuk melihat 'how the business is done' di B Braun Korea. Well, I have to admit they've done a GREAT job. It's like watching management book in reality..
Setelah jamannya blog dengan content text and picture-nya, lalu youtube dengan content audio video-nya, trus slideshare dengan content slide presentasinya, wah, ini pengalaman baru lagi nih, content-nya reality show lho ..:)


Banyak yang bisa diceritakan mengenai Seoul dengan segala gaya hidup ke-urban-annya.. Tapi, in a glance, yang bisa dikatakan tentang Seoul adalah keramahan dan kemahalan.

Keramahan?
Mungkin anda semua pernah mengalami berada di suatu tempat yang sedikit orang yang bisa berkomunikasi dengan anda, tulisannya ga bisa kebaca semua (karena ga pake hurut alfabet!). Bingung abis bukan? Hehe, paling-paling bahasa tarzan keluar deh.

Bingung memang, tapi harus diakui manusia di ranah Korea memiliki keramahan di atas rata-rata. Teman-teman B Braun Korea adalah host yang luar biasa OK-nya. Budaya pelayanan orang Korea memang sudah mendarah daging. Di tengah modernitas Seoul, mereka tidak melupakan budayanya..

Seperti pepatah yang gw baca di lift menuju kantor B Braun Korea (Posco Building 13th fl.), "Man who forget his history is like tree without root".

Bagaimana wanita yang paling muda menyiapkan makanan dan menuangkan minuman; Bagaimana orang yang tertua melindungi orang yang lebih muda; Bagaimana mereka memperlakukan tamu secara istimewa; Sangat natural, tanpa dibuat-buat, berjalan alami, menjadi budaya.

Kemahalan?
Wih, hidup di Seoul sungguh sangat mahal.. Kemarin gw coba hitung2, biaya hidup sebulan seorang lajang dengan gaya hidup normal, ga neko-neko, insap-insap saja, bisa mencapai 2.5 juta won, atau sekitar 25 juta rupiah. Detail? Rent fee 1 juta won, makan (30 hari x
3 kali makan sehari x 8000 won = 720.000 won), transport (30 hari x 3000 won = 90.000 won), dan lain-lain (700.000-an lah..)

Hmm, lumayan juga kan? Menurut sebuah sumber, Seoul adalah kota termahal kedua setelah Moskow. No wonder...

Tadi baru aja gw makan di burger king, cuma makan onion ring doang sih, takut yang laen-laen mengandung babi.. Tapi yang herannya apa coba, untuk mendapatkan satu bungkus kecil saus sambal (chili sauce) anda harus membayar 100 won.. busyet deh..

Maklum lah orang udik..

Well, it's about time, so I have to go..

Tapi di balik semua ini, gw bersyukur bisa diberi kesempatan untuk melihat sepotong bumi-nya Allah.. Caem punya deh pokoke. Sudah seperlima jalan keliling dunia nih.. Asia-Oriental area, accomplished.. Masih ada European area, American area , African area, Australian area.

Amien..

10 Maret 2007

Doa di titik nadir

Ya Allah,
Entah mengapa akhir-akhir ini aku merasakan kejujuran dan kepercayaan menjadi barang langka pada manusia..

Semua datang bertubi-tubi pada saat yang bersamaan pada saat aku sendiri, t anpa teman tanpa sanak saudara di negeri antah berantah ini..

Ya Allah,
Aku selalu berusaha berbuat baik, berusaha tidak berkata kebohongan, tipu daya bicara, dan sedapat mungkin menjalankan perintah-Mu ya Allah.

Aku akui, sering kali aku pun berbuat salah menjalankan larangan-Mu ya Allah.. Kadang sengaja ataupun tidak sengaja, yang mungkin sampai ini aku tidak tahu.. Untuk itu aku memohon tobat pada-Mu ya Allah.

Ya Allah,
Kini aku menyadari..
Seberapa percaya kita terhadap orang yang kita sayangi, orang yang kita anggap bagian tubuh sendiri, memang tidak akan pernah bisa mengalahkan rasa percaya manusia terhadap Rabbnya..

Siapa yang bisa tahu : apa yang diimani manusia, seberapa luasnya pikiran manusia, seberapa dalamnya hati seseorang, kalau bukan diri-Mu ya Allah..

Ya Allah,
Ini adalah waktu yang tidak mau aku lupakan dalam hidup..
Yang membuat aku belajar bahwa aku tidak berkuasa atas apapun di muka bumi,
Yang membuat aku belajar bahwa tidak ada kekuatan selain kekuatan-Mu..

Hamba-Mu ini sedang berada di titik nadir..
Hamba-Mu berada di titik bawah logika dan emosi..
Tiada yang bisa aku lakukan kecuali berdoa pada-Mu.

Ya Allah,
Tabahkan hati ini pada dunia yang penuh kebohongan dan ketidakpercayaan..
Berikan hamba-Mu hidayah untuk berjalan di jalan-Mu,
Berikan hamba-Mu keberanian untuk berkata jujur dan dapat dipercaya,
Berikan hamba-Mu kekuatan untuk selalu syukur dan tawwadu' kepada-Mu..

Ya Allah,
Kepada-Mu lah aku menyerahkan diri..
Kepada-Mu lah aku menyerahkan urusanku: hidup, mati, jodoh, rejeki..
Kepada-Mu lah aku menyembah dan kepada-Mu lah aku minta tolong..

Amiin ya robbal'alamin.

Kuala Lumpur, 10 Maret 2007
11.31 WIB

9 Maret 2007

International Citizenship

Dear all,
Ada saat-saat di mana kita memaksakan diri untuk mengingat kejadian dalam suatu titik di hidup kita. Kapan? Gw masih inget beberapa hal yang menurut gw penting untuk diingat-paksakan.

Sebagai kenangan kita di masa depan, untuk menandai bahwa saat itu adalah sebuah batu pijakan untuk hal-hal yang akan menentukan ke mana kita akan pergi. Agar kita ingat, “This will be one of my moment of history when everything is about to change from now on because of this”.

Sekarang…
Gw duduk di kantor regional B Braun Asia Pasific di Kuala Lumpur untuk menjalankan attachment program selama sebulan. Semacam magang untuk mempersiapkan diri mengembangkan bisnis di negara masing-masing.

Gw bersama Pimonsak dari Thailand dan satu orang lagi dari Malaysia akan menyusul, Lincoln. Minggu depan, setelah dari sini, kita akan pergi ke Seoul untuk menjadi magang’ers di sana selama seminggu.

Bapak gw adalah seorang warganegara Indonesia sesungguhnya. Beliau telah melakukan perjalanan ke seluruh tempat di Indonesia. Dari kota sampai kampung-kampungnya… Dia pernah bilang, “Kalo papah sekarang keliling Indonesia, kamu harus keliling dunia ya..”.

Mungkin karena genetik, makanya to become international citizen is one of my dream. Maksudnya, gw masih cinta Indonesia dan Indonesia masih merupakan tanah kelahiran, tapi pola pikir dan bagaimana gw memandang dunia ini, itu yang gw inginkan berubah.

Bagaimana gw bisa punya sahabat di Madrid, bagaimana gw bisa bersosialisasi dengan wajar di Mumbai, bagaimana gw bisa menemukan restoran favorit gw di Johannesburg…

Dibalik semua itu, yang penting adalah bagaimana menjadi warga negara dunia yang memandang semua orang itu setara, semua ras itu tidak berbeda, semua perbedaan warna kulit itu cuma sebatas perbedaan kandungan pigmen di epidermis saja, tidak lebih…
"I have a dream that my four little children will one day live in a nation where they will not be judged by the color of their skin but by the content of their character" --- Martin Luther King, Jr. : "I Have a Dream"

Now, I am international citizen. Ok lah, I’m not an international citizen yet, still regional citizen only. But, it’s a milestone to become international citizen, right?

Buat gw ini adalah KLB (Kejadian Luar Biasa), gw bisa keluar negeri sendiri. Jalan-jalan di negeri orang... Anak kampung begini kok bisa-bisanya sok-sok’an kayak gini, hehe..

Di Jakarta?
Masih ada keluarga yang gw kangenin sekarang…
Masih ada Yanu yang gw juga kangenin banget... dari tadi ditelp ga di-angkat :(
Masih ada sahabat gw, tempat bertukar pikiran dan partner bertualang bersama.

Tapi di luar semua itu, ini adalah momen yang gw pilih untuk diingat baik-baik. Buat gw ini adalah hal besar yang akan mengarahkan gw ke hal lebih besar lagi: “Becoming one of international citizen in this lonely planet.”

Ini adalah masalah mindset…
Dan mindset adalah hal yang paling sulit untuk diubah, kan?

"The mind is everything. What you think you become." - Buddha-

7 Maret 2007

Anyway

Anyway

People are unreasonable, illogical, and self-centered,
Love them anyway.

If you do good, people may accuse you of selfish motives,
Do good anyway.

If you are successful, you may win false friends and true enemies,
Succeed anyway.

The good you do today may be forgotten tommorow,
Do good anyway.

Honesty and transparency make you vulnerable,
Be honest and transparent anyway.

What you spend years building may be destroyed overnight,
Build anyway.

People who really want help may attack you if you help them,
Help them anyway.

Give the world the best you have and you may get hurt,
Give the world your best anyway.

- Mother Teresa, Meditations from a Simple Path