Well, sekarang gw lagi di Seoul, Korea Selatan.. Tepatnya berada di kamar 402 Hotel Major di sekitar MRT Station Samseong. 45 menit sebelum janjian keluar dengan teman seperjuangan gw di sini, Pimonsak Songnaka dari B Braun Thailand.
Sementara menunggu, mari kita menulis blog selama 30 menit ke depan..
Sekilas info, gw dateng ke kota ini untuk mendapatkan 'feel' mengenai pekerjaan yang gw lakukan di kantor B Braun Indonesia tercinta. Gw datang ke sini untuk melihat 'how the business is done' di B Braun Korea. Well, I have to admit they've done a GREAT job. It's like watching management book in reality..
Setelah jamannya blog dengan content text and picture-nya, lalu youtube dengan content audio video-nya, trus slideshare dengan content slide presentasinya, wah, ini pengalaman baru lagi nih, content-nya reality show lho ..:)
Banyak yang bisa diceritakan mengenai Seoul dengan segala gaya hidup ke-urban-annya.. Tapi, in a glance, yang bisa dikatakan tentang Seoul adalah keramahan dan kemahalan.
Keramahan?
Mungkin anda semua pernah mengalami berada di suatu tempat yang sedikit orang yang bisa berkomunikasi dengan anda, tulisannya ga bisa kebaca semua (karena ga pake hurut alfabet!). Bingung abis bukan? Hehe, paling-paling bahasa tarzan keluar deh.
Bingung memang, tapi harus diakui manusia di ranah Korea memiliki keramahan di atas rata-rata. Teman-teman B Braun Korea adalah host yang luar biasa OK-nya. Budaya pelayanan orang Korea memang sudah mendarah daging. Di tengah modernitas Seoul, mereka tidak melupakan budayanya..
Seperti pepatah yang gw baca di lift menuju kantor B Braun Korea (Posco Building 13th fl.), "Man who forget his history is like tree without root".
Bagaimana wanita yang paling muda menyiapkan makanan dan menuangkan minuman; Bagaimana orang yang tertua melindungi orang yang lebih muda; Bagaimana mereka memperlakukan tamu secara istimewa; Sangat natural, tanpa dibuat-buat, berjalan alami, menjadi budaya.
Kemahalan?
Wih, hidup di Seoul sungguh sangat mahal.. Kemarin gw coba hitung2, biaya hidup sebulan seorang lajang dengan gaya hidup normal, ga neko-neko, insap-insap saja, bisa mencapai 2.5 juta won, atau sekitar 25 juta rupiah. Detail? Rent fee 1 juta won, makan (30 hari x
3 kali makan sehari x 8000 won = 720.000 won), transport (30 hari x 3000 won = 90.000 won), dan lain-lain (700.000-an lah..)
Hmm, lumayan juga kan? Menurut sebuah sumber, Seoul adalah kota termahal kedua setelah Moskow. No wonder...
Tadi baru aja gw makan di burger king, cuma makan onion ring doang sih, takut yang laen-laen mengandung babi.. Tapi yang herannya apa coba, untuk mendapatkan satu bungkus kecil saus sambal (chili sauce) anda harus membayar 100 won.. busyet deh..
Maklum lah orang udik..
Well, it's about time, so I have to go..
Tapi di balik semua ini, gw bersyukur bisa diberi kesempatan untuk melihat sepotong bumi-nya Allah.. Caem punya deh pokoke. Sudah seperlima jalan keliling dunia nih.. Asia-Oriental area, accomplished.. Masih ada European area, American area , African area, Australian area.
Amien..