Setiap orang memiliki gagasannya sendiri tentang Utopia, alias tempat yang paling sempurna. Bagi banyak orang, itu bisa saja kesetaraan hak, keadilan universal, kebebasan dari rasa takut. Atau bisa saja kelimpahan pangan, pemerataan kesejahteraan, kebebasan dari materi. Menurutku, Utopia adalah kesadaran tentang kebodohan, mengenai apa yang kita tidak ketahui.
Faktanya, kita merasa perlu dibutakan pengetahuan berikut keyakinan akan pengetahuan itu sendiri. Kita gandrung mengikuti pemimpin yang dapat mengumpulkan pengikut, karena keuntungan kelompok besar dan kerugian karena menyendiri. Kita merasa lebih beruntung berbondong-bondong ke tempat yang salah, daripada hanya sendirian ke tempat yang benar. Kita cenderung mengikuti orang bodoh yang merasa dirinya mengetahui, daripada mengikuti orang bijak yang berkata, "Jangan-jangan aku tidak mengetahui."
Ini adalah paradoks kebijaksanaan keramaian, semacam patologis sosial yang dianggap kebenaran. Hei, psikopat kan biasanya memiliki banyak sekali pengikut??
Beard taxes and other lessons for Rachel Reeves
3 hari yang lalu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar