Hi, it’s me again.. 3 bulan yang telah lewat terakhir menulis di sini.
Well, sekarang jam 23.00 WIB, sekitar satu jam lagi menuju 17 September 2007. Yang katanya sih sekitar satu jam lagi menuju perempat kedua hidup saya. Yup, beberapa waktu lagi saya berusia 26 tahun..
Berani-beraninya memberi nama perempat kedua dalam hidup, padahal siapa yang berani menjamin umur saya mencapai 100 tahun? Menurut sebuah sumber, harapan hidup rata-rata orang saat ini di seluruh dunia adalah 67 tahun, sedangkan untuk laki-laki Indonesia khususnya adalah 68.7 tahun. Jadi kalau mencapai 100 tahun, sudah diberi bonus oleh Allah sebanyak 22.3 tahun.
Pernah suatu kali ada pertanyaan mengiris dari seorang sahabat sekaligus guru saya, kalau memang tidak disebut saudara (sebenarnya suatu kehormatan karena dia selalu memanggil saya saudara), “Memangnya kenapa orang takut mati?”. Sebuah pertanyaan yang tidak nyaman untuk dijawab dan didiskusikan bagi orang umum, tetapi mungkin tidak bagi beliau.
Seperti biasa pertanyaan yang diajukan adalah retoris dan di balik ini pasti ada sesuatu yang menunggu menghajar kenyamanan, tidak jarang mengobrak-abrik fundamental jalan pikiran dan keyakinan. Sesuatu ini tidak harus selalu jawaban, mungkin juga pertanyaan lainnya yang lagi-lagi tidak terjawab.
Seorang peserta dalam diskusi ini menyeletuk, “Takut tidak siap”
“Memang kapan siapnya? ………………… ”
Suasana mencair dengan tawa tanpa kehilangan makna bagi saya…
Sudah kali kedua saya bersinggungan langsung dengan orang-orang yang merindukan kematian, salah satunya dari ucapan salah satu dari mereka, “Kematian itu seperti pulang kampung…”. Lantas, bukannya mereka menjadi hidup asal-asalan. Hidup mereka serius dan tidak kehilangan makna. Tidak sedikit pula kontribusi yang mereka berikan kepada dunia…
Beberapa waktu belakangan ini, beberapa kali momen dimana saya diberikan kesempatan untuk meredefinisi ulang kehidupan dan kematian. Seperti tagline-nya Matrix Revolution (2003) : “Everything that has a beginning has an end”, pada setiap kehidupan pasti terdapat kematian, sesungguhnya kita ini milik Allah dan kepada-Nya lah kita akan kembali.
Bagaimanapun juga tetap sulit, tetapi perasaan setelah meredefinisikannya membuat kita lebih mendekati pemahaman akan hakikat hidup-mati. Kebenaran itu selalu absolut, tetapi pemahaman akan kebenaran itu relatif... Dan juga dinamis bagi orang yang menyempatkan diri mencarinya.
Tidak berapa lama lagi, Insya Allah saya akan memulai KDRT, bukan kekerasan dalam rumah tangga, tetapi kehidupan dalam rumah tangga :P. Seperti yang dikatakan seorang teman, ibadah besar itu terjadi setelah menikah… Menghidupi keluarga dan membesarkan anak? Semoga pernikahan akan membawa keikhlasan dalam hati seluruh anggota keluarga.
Well, mungkin cerita ini hanya sampai perempat kedua, mungkin juga tidak… tergantung jatah preman. Tetapi inti permasalahannya seharusnya bukan lagi kapan dan berapa lama, tapi apa dan bagaimana mengisinya...
Sebelum saya mengakhiri tulisan ini, ada cerita yang mungkin sudah pernah kita dengar :
Ada suatu kisah tentang kegiatan seorang guru dan beberapa muridnya. Guru tersebut mengambil sebuah ember, kemudian memasukkan beberapa butir batu yang cukup besar hingga mencapai bibir ember. Kemudian ia bertanya, “sudah penuhkan ember ini?” Para murid menjawab “sudah”, kemudian sang guru memasukkan batu-batu kerikil dan mengguncangkan ember tersebut hingga butiran kerikil berjatuhan ke dasar ember dan mengisi celah-celah batu besar. Kemudian sang guru bertanya kembali, “sudah penuhkan ember ini?” Para murid terdiam, dan seorang murid menjawab “ mungkin belum”. Lalu sang guru mengeluarkan satu plastik pasir dan mulai memasukkannya ke dalam ember. Butiran kecil pasir menyusup di antara celah-celah kerikil dan batu hingga mengisi ruang dari dasar ember hingga permukaan ember. Setelah itu sang guru mengambil air dan menuangkan perlahan-lahan ke dalam ember, hingga ember menjadi benar-benar penuh.
Itulah kehidupan. Isilah hidup ini dengan tujuan dan prioritas hidup yang diibaratkan dengan batu besar. Kemudian dilanjutkan dengan hal-hal yang lebih praktis yang diibaratkan dengan batu kerikil, pasir dan air. Jangan dilakukan sebaliknya, karena jika demikian, hidup ini hanya dipenuhi kerikil-kerikil masalah tanpa ada tujuan dan prioritas, karena batu-batu besar akan sulit masuk saat ember sudah dipenuhi kerikil, pasir atau bahkan air.
Hanya kita yang dapar mengukur ‘ember kehidupan’ kita masing-masing. Apakah sudah cukup terisi dan membuat hidup kita lebih bermakna, sehingga kita dapat berjalan tegak di muka bumi dan memberi arti bagi sekitar kita? Karena sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat bagi orang lain.
Akhir kata:
Selamat ulang tahun Cokhy di bulan Ramadhan ini, doaku untuk-Mu ya Allah :
“Berikanlah hidayah-Mu untukku, untuk mengikhlaskan diri pada-Mu..
Penyerahan diri sepenuhnya kepada Allah..
Sesungguhnya sholatku, ibadahku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allahirobbil’alamin”
Wassalamualaikum Wr. Wb
Jakarta, 17 September 2007 12:07 WIB
Beard taxes and other lessons for Rachel Reeves
1 hari yang lalu
72 komentar:
9sYxTi Hello all!
Nice Article.
actually, that's brilliant. Thank you. I'm going to pass that on to a couple of people.
Magnific!
Please write anything else!
Thanks to author.
Wonderful blog.
Hello all!
Magnific!
Nice Article.
LQSC1h write more, thanks.
Nice Article.
Nice Article.
Thanks to author.
Hello all!
Thanks to author.
Nice Article.
Nice Article.
Wonderful blog.
Good job!
Energizer Bunny Arrested! Charged with battery.
Change is inevitable, except from a vending machine.
Ever notice how fast Windows runs? Neither did I.
All generalizations are false, including this one.
The gene pool could use a little chlorine.
Build a watch in 179 easy steps - by C. Forsberg.
What is a free gift ? Aren't all gifts free?
Thanks to author.
Save the whales, collect the whole set
Oops. My brain just hit a bad sector.
Calvin, we will not have an anatomically correct snowman!
What is a free gift ? Aren't all gifts free?
Oops. My brain just hit a bad sector.
C++ should have been called B
What is a free gift ? Aren't all gifts free?
Suicidal twin kills sister by mistake!
I don't suffer from insanity. I enjoy every minute of it.
The gene pool could use a little chlorine.
What is a free gift ? Aren't all gifts free?
Suicidal twin kills sister by mistake!
Thanks to author.
Suicidal twin kills sister by mistake!
Lottery: A tax on people who are bad at math.
Beam me aboard, Scotty..... Sure. Will a 2x10 do?
If ignorance is bliss, you must be orgasmic.
Give me ambiguity or give me something else.
Ever notice how fast Windows runs? Neither did I.
Please write anything else!
Oops. My brain just hit a bad sector.
Calvin, we will not have an anatomically correct snowman!
Hello all!
Clap on! , Clap off! clap@#&$NO CARRIER
The gene pool could use a little chlorine.
Please write anything else!
The gene pool could use a little chlorine.
I don't suffer from insanity. I enjoy every minute of it.
actually, that's brilliant. Thank you. I'm going to pass that on to a couple of people.
Hello all!
Suicidal twin kills sister by mistake!
Oops. My brain just hit a bad sector.
Good job!
A lot of people mistake a short memory for a clear conscience.
actually, that's brilliant. Thank you. I'm going to pass that on to a couple of people.
actually, that's brilliant. Thank you. I'm going to pass that on to a couple of people.
All generalizations are false, including this one.
All generalizations are false, including this one.
If ignorance is bliss, you must be orgasmic.
Nice Article.
I don't suffer from insanity. I enjoy every minute of it.
Change is inevitable, except from a vending machine.
Give me ambiguity or give me something else.
The gene pool could use a little chlorine.
Posting Komentar